Teknik Budidaya
1.Pengolahan Lahan
Lahan becocok tanam diolah untuk meningkatkan kesuburan tanah sebagai
media tumbuh tanaman padi. Tahapan pengolahan lahan, pada lahan
basah/sawah:
1. Bajak Pertama Membalik tanah sedalam lapisan
olah/topsoil menggunakan alat bajak
Hal ini berguna agar lapisan tanah bagian
bawah diangkat untuk membonkar endapan mineral/Hara yang sulit diraih
akar, memperlancar sirkulasi udara, oksigen dimasukkan dan gas-gas
yang dapat meracuni tanaman melalui perakaran dikeluarkan, rumput,
benih-benih gulma dan sisa tumbuhan lainnya dibenamkan memperkaya bahan
organik tanah.
2. Bajak Kedua Berselang 1 sampai 2 minggu dilakukan
pembajakan kedua dengan memotong arah dari arah pembajakan pertama
Yang
berguna untuk memperkecil bongkahan tanah menjadi remah, meratakan/homogen campuran antara unsur liat, pasir, tanah dan bahan
orgaik pada lapisan olah dan mematikan bibit-bibit gulma yang baru
tumbuh.
3. Garu Idialnya dilaksanakan 1-2 minggu berselang dari bajak
kedua
Manfaatnya adalah untuk terbentuknya lapisan kedap air di permukaan tanah. Untuk
lahan yang memiliki lapisan kedap air di bawah lapisan olah/top soil
tujuan ini bisa diabaikan. Meratakan lahan agar tinggi permukaan air
seragam di pertanaman.
2.Seleksi Benih
Persiapkan air yang telah diisi sejumlah garam, kemudian dipakai untuk menseleksi benih. Caranya masukan benih padi ke
dalam air bergaram tersebut, maka akan diperoleh kondisi benih
tenggelam, melayang dan mengapung. Selain yang tenggelam jangan dipakai
untuk benih, ambil benih yang tenggelam kemudian dibilas dengan air
bersih sesegera mungkin.
Rendam selama 48 jam kemudian tiriskan dan peram selama 24 jam dan
setelah itu siap sebar. Umumnya benih akan terseleksi pada kisaran 5 -
15%.
3.Persemaian
Umumnya petani membutuhkan benih sampai kisaran 35-40kg per hektar
tetapi dengan sistem baru (SRI-System of Rice Intensification) cukup
dipersiapkan 10 kg per hektar. Persemaian dilakukan dengan menyebar benih
padi secara merata pada bedengan dengan kandungan air jenuh tetapi
tidak menggenang. Dalam tiga atau empat hari benih telah berkecambah.
Bibit siap tanam pada kisaran 10 - 14 hss (hari setelah sebar) jika
memakai sistem SRI tetapi dengan sistem biasa tanaman muda (bibit) yang
berumur tiga minggu baru dikatakan siap tanam. Menghindari stagnasi
setelah bibit di tanam seyogyanya tidak dicabut dan cukup diambil secara
menyeluruh perakaran termasuk tanahnya kemudian dipindah tanamkan ke
lahan sawah. Budidaya padi pada lahan berawa atau keasaman tinggi serta
di lahan kering tidak memerlukan persemaian, tanam benih langsung
(Tabela).
4.Penanaman
Bibit yang telah dicabut lalu diikat dalam satu ikatan besar untuk
memudahkan pengangkutan. Bibit yang sudah dicabut harus segera ditanam,
jangan sampai bermalam.
Penanaman padi yang baik harus menggunakan larikan ke kanan dan ke kiri
dengan jarak 20 x 20 cm, hal ini untuk memudahkan pemeliharaan, baik
penyiangan atau pemupukan dan memungkinkan setiap tanaman memperoleh
sinar matahari yang cukup dan zat-zat makanan secara merata.
Dengan berjalan mundur tangan kiri memegang bibit, tangan kanan menanam,
tiap lubang 2 atau 3 batang bibit, dalamnya kira-kira3 atau 4 cm.
usahakan penanaman tegak lurus jangan sampai miring.Usahakan penanaman bibit tidak terlalu dalam ataupun terlalu dangkal.
Bibit yang ditanam terlalu dalam akan menghambat pertumbuhan akar dan
anakannya sedikit. Bibit yang ditanam terlalu dangkal akan menyebabkan mudah reba atau
hanyut oleh aliran air. Dengan demiikian jelas bahwa penanaman bibit
yang terlalu dalam maupun terlalu dangkal akan berpengaruh pada hasil
produksi.
5.Pemeliharaan
Pengairan
Air merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan tanaman padi sawah. Masalah pengairan bagi tanaman padi sawah merupakan salah satu factor penting yang harus mendapat perhatian penuh demi mendapat hasil panen yang akan datang. Air yang dipergunakan untuk pengairan padi di sawah adalah air yang berasal dari sungai, sebab air sungai banyak mengandung lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna untuk menambah kesuburan tanah dan tanaman. Air yang berasal dari mata air kurang baik untuk pengairan sawah, sebab air itu jernih, tidak mengandung lumpur dan kotoran. Memasukan air kedalam sawahdapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Air yang dimasukan ke petakan-petakan sawah adalah air yang berasal dari saluran sekunder. Air dimasukan ke petakan sawah melalui saluran pemasukan, dengan menghentikan lebih dahulu air pada saluran sekunder. Untuk menjaga agar genangan air didalam petakan sawah itu tetap, jangan lupa dibuat pula lubang pembuangan. Lubang pemasukan dan lubang pembuangan tidak boleh dibuat lurus.
Hal ini dimaksudkan agar ada pengendapan lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman. Apabila lubang pemasukan dan lubang pembuangan itu dibuat luru, maka air akan terus mengalir tanpa adanya pengendapan.
Pada waktu mengairi tanaman padi di sawah, dalamnya air harus diperhatikan dan disesuaikan dengan umur tanaman tersebut. Kedalaman air hendaknya diatur dengan cara sebagai berikut:
Air merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan tanaman padi sawah. Masalah pengairan bagi tanaman padi sawah merupakan salah satu factor penting yang harus mendapat perhatian penuh demi mendapat hasil panen yang akan datang. Air yang dipergunakan untuk pengairan padi di sawah adalah air yang berasal dari sungai, sebab air sungai banyak mengandung lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna untuk menambah kesuburan tanah dan tanaman. Air yang berasal dari mata air kurang baik untuk pengairan sawah, sebab air itu jernih, tidak mengandung lumpur dan kotoran. Memasukan air kedalam sawahdapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Air yang dimasukan ke petakan-petakan sawah adalah air yang berasal dari saluran sekunder. Air dimasukan ke petakan sawah melalui saluran pemasukan, dengan menghentikan lebih dahulu air pada saluran sekunder. Untuk menjaga agar genangan air didalam petakan sawah itu tetap, jangan lupa dibuat pula lubang pembuangan. Lubang pemasukan dan lubang pembuangan tidak boleh dibuat lurus.
Hal ini dimaksudkan agar ada pengendapan lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman. Apabila lubang pemasukan dan lubang pembuangan itu dibuat luru, maka air akan terus mengalir tanpa adanya pengendapan.
Pada waktu mengairi tanaman padi di sawah, dalamnya air harus diperhatikan dan disesuaikan dengan umur tanaman tersebut. Kedalaman air hendaknya diatur dengan cara sebagai berikut:
Tanaman yang berumur 0-8 hari dalamnya air cukup 5 cm.
- Tanaman yang berumur 8-45 hari dalamnya air dapat ditambah hingga 10-20 cm.
- Tanaman padi yang sudah membentuk bulir dan mulai menguning dalamnya air dapat ditambah hingga 25 cm. setelah itu dikurangi sedikit demi sedikit.
- Sepuluh hari sebelum panen sawah dikeringkan sama sekali. Agar padi dapat masak bersama-sama.
Penyiangan dan Penyulaman
Setelah penanaman, Apabila tanaman padi ada yang mati harus segera diganti (disulam). Tanaman sulam itu dapat menyamai yang lain, apabila penggantian bibit baru jangan sampai lewat 10 hhari sesudah tanam. Selain penyulaman yang perlu dilakukan adalah penyiangan agar rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman padi tidak bertumbuh banyak dan mengambil zat-zat makanan yang dibutuhkan ttanaman padi. Penyiangan dilakukan dua kali yang pertama setelah padi berumur 3 minggu dan yang kedua setelah padi berumur 6 minggu.
Setelah penanaman, Apabila tanaman padi ada yang mati harus segera diganti (disulam). Tanaman sulam itu dapat menyamai yang lain, apabila penggantian bibit baru jangan sampai lewat 10 hhari sesudah tanam. Selain penyulaman yang perlu dilakukan adalah penyiangan agar rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman padi tidak bertumbuh banyak dan mengambil zat-zat makanan yang dibutuhkan ttanaman padi. Penyiangan dilakukan dua kali yang pertama setelah padi berumur 3 minggu dan yang kedua setelah padi berumur 6 minggu.
Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah zat-zat dan unsur-unsur makanan yang dibutuhkan oleh tanaman di dalam tanah. Untuk tanaman padi, pupuk yang digunakan antara lain:
Pemupukan bertujuan untuk menambah zat-zat dan unsur-unsur makanan yang dibutuhkan oleh tanaman di dalam tanah. Untuk tanaman padi, pupuk yang digunakan antara lain:
1. Pupuk alam, sebagai pupuk dasar yang diberikan 7-10 hari sebelum
tanaman dapat digunakan pupuk-pupuk alam, misalnya: pupuk hijau, pupuk
kandang, dan kompos. Banyyaknya kira-kira 10 ton / ha.
2. Pupuk buatan diberikan sesudah tanam, misalnya: ZA/Urea, DS/TS, dan ZK. Adapun manfaat pupuk tersebut sebagai berikut:
- ZA/Urea : menyuburkan tanah, mempercepat tumbuhnya anakan, mempercepat tumbuhnya tanaman, dan menambah besarnya gabah.
- DS/TS : mempercepat tumbuhnya tanaman, merangsang pembungaan dan pembentukan buah, mempercepat panen.
- ZK : memberikan ketahanan tanaman terhadap hama / penyakit, dan mempercepat pembuatan zat pati.
Pemberantasan Hama / Penyakit
- Burung, banyak yang menyerang padi sedang menguning, gunakan benda-benda untuk menghalaunya.
- Walang sangit, penyerangan dilakukan saat padi masih muda, walang sangit dapat diberantas dengan disemprot menggunakab DDT atau disuluh (dipasang lampu).
- Tikus, hewan yang satu ini dapat merugikan petani dengan jumlah besar kerena mereka dapat merusak areal yang cukup luas dengan waktu yang tidak lama. Tikus dapat diberantas dengan gropyokan atau dengan member umpan yang berupa ketela, jagung dan sebagainya yang dicampur dengan phospit.
- Ulat serangga, serangga-serang itu bertelur pada daun, apabila menetas ulatnya merusak batang dan daun. Cara pemberantasannya harus disemprot dengan obat-obat insektisida, misalnya : DDT, Aldrin, Endrin, Diazinon dan sebagainya.
6. Panen
Padi sawah dapat di panen saat biji
padi sudah menguning malainya sekitar 95%. Sedangkan jika penen menurut
perkiraan umur tergantung pada jenis benih padi yang di tanam ada yang panen
ketika padi berumur kurang dari 100 hari, ada juga yang panen setelah padi
berumur lebih dari 100 hari. Penentuan waktu panen yang tepat sangat
berpengaruh pada kualitas biji padi dan butiran beras yang di hasilkan. Padi
yang terlalu muda akan menyebabkan persentase biji kosong tinggi. Sedangkan
panen terlalu tua akan menyebabkan biji padipecah saat di gilir atau hasil
panen berkurang karena butir padi mudah lepas dari malai. Untuk mendapatkan kualitas gabah dan
butiran beras yang baik, selain waktu panen yang tepat juga perlu di perhatikan
bahwa setelah padi dipotong dengan sabit, harus segera di lakukan perontokan.
Jika sampai perontokan di tunda keesokan harinya, butir beras biasanya tidak
bagus lagi.