Kamis, 11 Desember 2014

Tanaman Singkong

 Singkong merupakan bahan baku aneka industry antara lain; tepung mocaf, tapioka, gula cair, bioetanol, makanan camilan, dan lain-lain. 


Syarat Tumbuh


Untuk dapat tumbuh maksimal, singkong memerlukan curah hujan 150- 200 mm pada umur 1-3 bulan, 250-300 mm pada umur 4-7 bulan, dan 100- 150 mm pada fase menjelang dan saat panen.Suhu udara minimal bagi tumbuhnya ketela pohon/singkong sekitar 10 derajat C. Bila suhunya dibawah 10 derajat C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, menjadi kerdil karena pertumbuhan bunga yang kurang sempurna. Kelembaban udara optimal untuk tanaman ketela pohon/singkong antara 60-65%.Sinar matahari yang dibutuhkan bagi tanaman ketela pohon / singkong sekitar 10 jam / hari terutama untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.

Teknik Budidaya

      Penanaman


Jarak Tanam pada penanaman perlu diperhatikan untuk memperoleh umbi, bibit, dan daun yang maksimal. Jarak antar pohon paling tidak satu meter, bahkan ada pula yagn menanam dengan model jarak satu meter kali dua meter. Sebaliknya, pada tanah yang tidak subur penanaman dengan ukuran jarak yang berdekatan walaupun umbi yang diproduksinya menjadi pendek. Untuk memaksilmalkan produk maka tanaman ini menginginkan tumbuh pada tanah yang digulud atau dibedeng dengan tinggi gundukan sekitar 50 cm dan lebar bedeng paling tidak 70 cm. Dengan bedeng sirkulasi air yang diperlukan tumbuhan ini menjadi lebih terjamin karena Singkong tidak senang hidup pada genangan air yang berlebihan. Teknik menanam singkong oleh petani di Indonesia bervariasi, disarankan mengikuti banyaknya mata benih yang yang mungkin dapat tumbuh menjadi batang tanaman yaitu antara tiga hingga lima mata. Ini berarti panjang benih dari 10 cm hingga 20 cm. Diameter benih yang disarankan sekitar 1,5 cm yang diambil baigan yang relatif lebih muda.

Pemeliharaan Tanah dan Pemupukan

Tanah yang telah dibuka untuk lahan penanaman singkong ini harus diberi kesempatan memperoleh sinar matahari yang cukup agar semua baigan dipermukaan tanah memperoleh oksigen yang diperlukan oleh mikroba tanah. Penyuburan tanah menggunakan pupuk  kandan atau pupuk organic berupa Bokasi atau kompos memerlukan sekitar 2 ton / hektar. Akan lebih baik apabila pupuk ini bersamaan dengan proses penggemburan tanah, proses ini akan lebih cepat dan efisien apabila dibantu dengan input pupuk hayati. Penggunaan Biotonik yang berkualitas pada awal penanaman diperlukan 2 -  4 liter/hektar yang berati pencampurannya 200 – 400 liter air. Penambahan pupuk hayati ini perlu diulangi lagi ketika tanaman telah tumbuh dan berumur 1 bulan dan berikutnya setelah berumur 3 bulan 5 bulan.  Pada Awal tanam biasnay tumbuh rumptu pengganggu. Untuk menagtasi gangguan ini sebaiknya dilakukan secara manual pada waktu tanaman umur satu bulan yaitu dengan menggunakan tangan karena tanah masih lentur dan rumptu juga masih muda dan midah dicabut. Langkah selanjutnya dilakukan penyiangan secara manual pada umur tanam 2 bulan dan 4 bulan. Pada singkong umur lebih dari 3 bulan rumput akan otomatis mati di sekitar pohon karena ternaungi oleh daun singkong yang semakin rimbun. Hasil penyiangan rumpt secara manual berupa rumput atau serasah lainnya yang sangat baik untuk bahan pupuk organik. Pada waktu pemeliharaan tanah secara manual dilakukan, petani juga harus memeriksa ada tidaknya gangguan hama penyakit dan bahkan serangan hama tikus atau babii hutan.

Penggemburan Tanah

Penggemburan tanah akan lebih efektif dengan sekaigus menaburkan pupuk organic atau pupuk kandang sehingga percampuran bahan yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman sedini mungkin telah dilakukan.

Pemanenan 

Umur tanaman 7-11 bulan akan menghasilkan umbi segar mencapai 200 ton/ha dengan prediksi perbatangnya 20kg. Dalam memanen singkong tergantung pada teknik pemanenan dan dalam hal ini bagaimana keberhasilan mencabut umbi tersebut dari dalam tanah . Pada tanah yang bersifat liat atau keras biasanya berusaha mencengkram umbi sehingga banyak yang tertinggal didalam tanah karena putus dan bahkan apabila tercabut pun dalam keadaan rusak. Oleh karean itu teknik panen umbi singkong perlu dipelajari. Dengan tanaman berada pada gulud atau bedng maka proses pemanenan akan lebih mudah karena umbi yang dihasilkan sebagian besar berada di atas permukaan tanah utama dan gundukan tersebut relatif gembur. Apabila waktu panen ternyata laha kering atau keras maka dilakukan penggemburan tanah dengan menyiram tanah denga pompa air dan dibiarkan selama 1 (satu) malam agar pengemburan samapai ke ujung umbi/perakaran.

Tanaman Pisang

Pisang adalah tanaman buah , sumber vitamin, mineral dan karbohidrat. Di Indonesia pisang yang ditanam baik dalam skala rumah tangga ataupun kebun pemeliharaannya kurang intensif. Sehingga, produksi pisang Indonesia rendah, dan tidak mampu bersaing di pasar internasional


Syarat Tumbuh
Pisang tumbuh baik pada daerah beriklim tropis basah, lembab dan panas. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis. Kecepatan angin tidak terlalu tinggi. Curah hujan optimal adalah 1.520 – 3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering. Dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka dan tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl. Sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan. Air harus selalu tersedia tetapi tidak menggenang.Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.
Teknik Budidaya
Pembibitan

  • Perbanyakan dengan cara vegetatif berupa tunas (anakan).
  • Tinggi anakan untuk bibit 1 – 1,5 m, lebar potongan umbi 15 – 20 cm.
  • Anakan diambil dari pohon yang berbuah baik dan sehat.
  • Bibit yang baik daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit.
Penyiapan Bibit
  • Tanaman untuk bibit ditanam dgn jarak tanam 2×2 m.
  • Satu pohon induk dibiarkan memiliki tunas antara 7- 9.

Sanitasi Bibit Sebelum Ditanam

  • Setelah dipotong, bersihkan tanah yang menempel di akar.
  • Simpan bibit di tempat teduh 1 – 2 hari sebelum tanam.
  • Buang daun yang lebar.
  • Rendam umbi bibit sebatas leher batang menggunakan insektisida selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
  • Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam umbi bibit di dalam air panas beberapa menit.

Pengolahan Media Tanam

  • Lakukan pembasmian gulma, rumput atau semak-semak.
  • Gemburkan tanah yang masih padat.
  • Buat sengkedan terutama pada tanah miring dan buat juga saluran pengeluaran air.
  • Dianjurkan menanam tanaman legum seperti lamtoro di batas sengkedan.

 Penanaman

  • Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat dan 30 x 30 x 30 cm pada tanah gembur.
  • Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang dan 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.
  • Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September – Oktober).
  • Sebelum tanam pisang sebaiknya Anda memberi pupuk organik semacam pupuk kandang atau pupuk kompos pada tiap-tiap lubang tanam sebanyak 15-20 kg. Pupuk organik yang Anda beri sangat mempengaruhi kualitas rasa dari buah pisang.
Pemeliharaan Tanaman
  • Satu rumpun hanya 3 – 4 batang.
  • Pemotongan anak dilakukan sedemikian rupa sehingga dalam satu rumpun terdapat anakan yang masing-masing berbeda umur (fase pertumbuhan).
  • Setelah 5 tahun rumpun dibongkar diganti tanaman baru.
  • Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan dan penimbunan dapuran dengan tanah.
  • Penyiangan dan penggemburan jangan terlalu dalam.
  • Pangkas daun kering.
  • Pengairan harus terjaga. Dengan disiram atau mengisi parit saluran air.
  • Pasang mulsa berupa daun kering ataupun basah. Tetapi mulsa tidak boleh dipasang terus menerus.
Pemeliharaan Buah

  • Potong jantung pisang yang telah berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir.
  • Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang dibungkus kantung plastik bening polietilen tebal 0,5 mm, diberi lubang diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Usahakan kantung menutupi 15 -45 cm di atas pangkal sisir teratas dan 25 cm di bawah ujung buah dari sisir terbawah.
  • Batang tanaman disangga dengan bambu yang dibenamkan sedalam 30 cm ke dalam tanah.

Hama dan Penyakit


1. Hama

a. Ulat daun (Erienota thrax.)
Menyerang daun. Gejala: daun menggulung seperti selubung dan sobek hingga tulang daun.
b. Uret kumbang (Cosmopolites sordidus
)Menyerang kelopak daun, batang. Gejala: lorong-lorong ke atas/bawah dalam kelopak daun, batang pisang penuh lorong. Pengendalian: sanitasi rumpun pisang, bersihkan rumpun dari sisa batang pisang, gunakan bibit yang telah disanitasi
c. Nematoda (Rotulenchus similis, Radopholus similis)
Menyerang akar. Gejala : tanaman kelihatan merana, terbentuk rongga atau bintik kecil di dalam akar, akar bengkak. Pengendalian: gunakan bibit yang tahan, tingkatkan humus tanah dan gunakan lahan dengan kadar lempung kecil.
d. Ulat bunga dan buah (Nacoleila octasema.)
Menyerang bunga dan buah. Gejala: pertumbuhan buah abnormal, kulit buah berkudis. Adanya ulat sedikitnya 70 ekor di tandan pisang.

2. Penyakit
a. Penyakit darah
Penyebab : Xanthomonas celebensis (bakteri). Menyerang jaringan tanaman bagian dalam. Gejala: jaringan menjadi kemerah-merahan seperti berdarah. Pengendalian: Pemberian Natural GLIO sebelum tanam, dan membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
b. Panama
Penyebab: jamur Fusarium oxysporum. Menyerang daun. Gejala : daun layu dan putus, mula-mula daun luar lalu bagian dalam, pelepah daun membelah membujur, keluarnya pembuluh getah berwarna hitam. Pengendalian : membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
c. Bintik daun
Penyebab: jamur Cercospora musae. Menyerang daun dengan gejala bintik sawo matang yang makin meluas. Pengendalian: : gunakan fungisida yang memiliki kandungan Copper oksida atau Bubur Bordeaux (BB).
d. Layu
Penyebab : bakteri Bacillus sp. menyerang akar. Gejala: tanaman layu dan mati. Pengendalian : membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
e. Daun pucuk
Penyebab : virus dengan perantara kutu daun Pentalonia nigronervosa. Menyerang daun pucuk. Gejala: daun pucuk tumbuh tegak lurus secara berkelompok. Pengendalian: Mengendalikan kutu duan dengan membongkar dan membakar tanaman yang sakit.


Panen

  • Ciri khas panen adalah mengeringnya daun bendera. Buah 80 – 100 hari dengan siku-siku buah yang masih jelas sampai hampir bulat.
  • Buah pisang dipanen bersama-sama dengan tandannya. Panjang tandan yang diambil adalah 30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yang tajam dan bersih waktu memotong tandan.
  • Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah dari bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah.
  • Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali.
  • Pada perkebunan pisang yang cukup luas, panen dapat dilakukan 3 – 10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif.

Tanaman Seledri

 Seledri (Apium graveolens L. Dulce) adalah tanaman sayuran dari famili Umbelliferae yang berasal dari Mediterania sekitar Laut Tengah. Tanaman ini kemudian menyebar ke berbagai wilayah, diantaranya di Dataran Cina, Asia Tengah, India, Mediterania, Etiopia, Amerika Serikat, serta Meksiko Selatan dan tengah. Di Indonesia, tanaman seledri masih belum menjadi komoditi utama para petani sehingga sulit untuk menentukan sentra dan tanam, luas panen dan besarnya produksi nasional.

Syarat Tumbuh

Untuk dapat tumbuh dengan baik, tanaman seledri harus ditanam di daerah subtropis dengan ketinggian 1.000-1.200 m dpl, suhu udara 15o-24o C, kelembaban berkisar antara 80-90%, Curah hujan berkisar antara 60-100 mm/bulan, dan lahan harus mendapat penyinaran matahari yang cukup. Lahan yang ideal untuk tanaman seledri adalah tanah yang gembur, subur, mengandung bahan organik, serta tata udara dan air yang baik. Tanaman Seledri dapat diperbanyak secara generatif dengan biji atau vegetatif dengan anakan. Untuk tujuan komersil tanaman seledri dapat diperbanyak dengan biji. Benih berasal dari varietas unggul dengan daya kecambah > 90%. Namun demikian saat ini sudah di temukan Varietas tanaman Seledri yang bisa beradaptasi dan hidup dengan baik dan hasil tinggi di dataran rendah dan dataran menengah. 

Teknik Budidaya
  • Pengolahan Lahan
Lahan ideal adalah tanah yang subur, gembur, mengandung bahan organik, mampu menahan air dan berdrainase baik dengan pH tanah antara 5,5-6,5. Tanah dicangkul sedalam 20-30 cm biarkan selama 15 hari, jika pH tanah kurang dari 6.5 campurkan kapur kalsit atau dolomit dengan tanah olahan, dosis kapur 1-2 ton/ha tergantung pH tanah dan jumlah Alumunium di dalam tanah, pemberian 2-3 minggu sebelum tanam. Buat bedengan dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm, panjang sesuai lahan, dan jarak antar bedengan 50 cm. Bedengan diberi naungan berupa alang-alang atau jerami dengan tinggi 1-1,5 m.

  • Persemaian

Benih disemai pada bedengan di dalam alur/larikan sedalam 0,5 cm dengan jarak antar alur 10-20 cm, sebelum disemai, benih direndam dalam larutan Previcur N dengan konsentrasi 0,1 % selama + 2 jam, kemudian dikeringkan. Tutup benih dengan tanah tipis dan siram permukaan bedengan sampai lembab. Untuk menjaga kelembaban, persemaian ditutup dengan alang-alang atau jerami dan ditinggikan tutup tersebut apabila kecambah telah tumbuh. Setelah bibit tumbuh dapat juga dipindahkan kedalam bumbunan yang terbuat dari daun pisang/pot plastik dengan media yang sama.
  • Penanaman
Setelah + 40 hari atau telah berdaun 3-4 helai cabut bibit seledri yang sehat dengan akarnya. Potong sebagian akar, selanjutnya akar direndam kedalam larutan pestisida Benlate atau
Derosol pada konsentrasi 50% sekitar 15 menit. Pindahkan bibit pada bedengan yang telah dipersiapkan, satu bibit per lobang tanam, dengan jarak tanam: 25 x 30 cm; 20 x 20 cm atau 15 x 20 cm (tergantung varietas) dan padatkan tanah disekitar batang. Siram bedengan sampai lembab.

  • Pemeliharaan Tanaman
Jika ada tanaman yang mati lakukan penyulaman 7-15 hari setelah tanam. Penyiangan gulma dilakukan bersamaan dengan penggemburan tanah pada umur 2 dan 4 minggu setelah tanam, penyiangan berikutnya disesuaikan dengan keadaan gulma. Di awal masa pertumbuhan, penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari, berikutnya dikurangi menjadi 2-3 kali seminggu tergantung cuaca. Tanah tidak boleh kekeringan atau tergenang air (becek).
  • Pemupukan
Pupuk dasar diberikan 3 hari sebelum tanam, yaitu pupuk organik dengan dosis 4 kg/m2, diaduk dengan tanah permukaan bedengan. Pada umur 2 minggu setelah tanam berikan pupuk N 300 kg, P2O5 75 kg dan K2O 250 kg/ha secara larikan dibarisan tanaman. Pupuk susulan berikutnya larutkan 2-3 kg pupuk NPK ke dalam 200 liter air dan berikan secara kocor diantara barisan tanaman, hal ini dapat dilakukan selama tanaman masih produktif dengan interval 7 hari satu kali pemberian. Dapat juga diberikan pupuk cair dengan dosis 0,3 ml/m2 yang dimulai pada umur 3 minggu setelah tanam dengan interval 10 hari satu kali.
  • Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama utama seperti: ulat tanah, keong, kutu daun tungau. Hama dapat dihilangkan secara mekanik yaitu dipungut dengan tangan.
Penyakit yang sering menyerang tanaman bercak cercospora, bercak septoria, virus aster yellow. Pengendalian dilakukan mulai dari pesemaian hingga panen. Jika terpaksa harus menggunakan pestisida, gunakan jenis pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik.
  • Panen
Seledri dapat dipanen setelah berumur 40 sampai dengan 150 hari setelah tanam (tergantung varietas). Daun Saledri  dipanen 4-8 hari sekali. Daun Seledri yang di potong ini akan tumbuh tunas kembali. Seledri potong dipanen dengan memotong tanaman pada pangkal batang secara periodik sampai pertumbuhan anakan berkurang.